Tentang Adibah

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Aku pasti bisa

Sabtu, 16 Maret 2013

Bibimbap adalah masakan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas gochujang. Namanya secara harafiah berarti "nasi campur" yang berasal dari kata 비빔 (campur) dan 밥 (nasi). Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu. Bibimbap memiliki variasi yang banyak menurut daerahnya di Korea. Kota Jeonju di Jeolla Utara adalah kota asal variasi bibimbap daerah yang paling terkenal di Korea yang dinamakan "Jeonju Bibimbap". Terdapat beberapa teori mengenai asal-usul bibimbab, salah satunya ada yang mengatakan bahwa makanan ini dibuat dari sesaji yang dipersembahkan kepada arwah leluhur. Sehabis melaksanakan jesa, orang-orang saling berbagi makanan sesaji dan mencampurkannya dalam mangkuk. Ada pula makanan sejenis yang dinamakan hoetjesabap atau "makanan sehabis jesa".
Bibimbap yang dihidangkan dalam mangkuk dari batu yang sudah dipanaskan disebut Dolsot Bibimbap (돌솥 비빔밥, "dolsot" berarti "mangkuk batu"). Panas dari mangkuk batu akan mematangkan telur mentah yang diletakkan di atas nasi sebagai lauk. Sebelum nasi dimasukkan, minyak wijen dituangkan di dasar mangkuk batu agar terbentuk lapisan kerak nasi yang harum dan garing di dasar mangkuk.

Jumat, 01 Maret 2013

Pohon Ghorqod


Inilah Pohon Ghorqod Tempat Bersembunyi Yahudi..
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
“لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ، يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ”.
Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga muslimin memerangi yahudi. Mereka diperangi oleh muslimin sehingga orang yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon. Batu dan pohon itu berkata: Wahai muslim, wahai hamba Allah, Ini dia yahudi berada dibelakangku, kemarilah dan bunuhlah dia. Melainkan pohon Ghorqod. Sesungguhnya ia adalah daripada pohon Yahudi”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Yahudi amat sangat percaya dengan hadits ini dan sekarang mereka telah menanam berjuta-juta pohon ini di bumi Palestina untuk persiapan tempat bersembunyi mereka ketika terjadi perang besar nanti.. SUBHAANALLOOH!!!
Teman-temanku semua yang saya cintai, sikap seorang mukmin ketika mendengar ayat-ayat Allah dan hadits yang shahih adalah mengimaninya dan meyakininya, bukan menolaknya, apalagi hanya dengan dasar akal yang dangkal.
Hadits tersebut adalah shahih menurut semua ulama karena diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, melalui jalan shahabat Abu Hurairah dan Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhum.
Fungsi akal itu adalah untuk tunduk kepada ayat-ayat Allah dan hadits yang shahih, dan bukan menentangnya. Berapa banyak orang yang diadzab oleh Allah karena menyalahgunakan fungsi akalnya.
Kalau belum bisa memahami hendaklah ditanyakan kepada yang memahaminya dan bukan serta merta menolaknya tanpa dasar apapun, hanya mengedepankan akal yang penuh syubhat dan keraguan.
Fadhilatusy Syaikh DR. Muhammad bin Sholeh Al-Munajjid dalam salah satu fatwanya menjelaskan bahwa para ulama seperti Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah,  Fadhilatusy Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah, Fadhilatusy Syaikh DR. Umar Al-Asyqor serta yang lainnya berpendapat bahwa bahwa peperangan di akhir zaman nanti adalah kembali seperti zaman dahulu kala sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih, yaitu menunggang kuda, onta dan semisalnya serta bersenjatakan pedang, panah, tombak dan semisalnya.
Para tokoh pejuang Hamas Palestina ketika ditanya tentang foto pohon Ghorqod membenarkan bahwa jenis pohon itulah yang dimaksud dalam hadits tersebut.
Semoga Allah selalu lapangkan hati kita untuk selalu tunduk kepada kebenaran dan dijauhkan daripada kesombongan serta melawan dalil dengan akal dangkal, amien..

mashita